Selasa, 15 Juli 2014

Laporan Praktikum Acara 5(DEBIT AIR)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang

Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis kehidupan bersifat aquatic. Dalam prakteknya suatu habitat aquatic apabila mediumnya baik external maupun internal adalah air. Aquatic merujuk perairan yang meliputi laut, sungai, danau, gua basah, air tanah, rawa baik asin maupun tawar dan sejenisnya. (Muchtar, 2006).
Air adalah fasa cair dari persenyawaan kimia yang dibentuk oleh dua bagian berat hydrogen dan 16 bagian berat oksigen. Didalam air itu dikandung pula sejumlah kecil air berat, gas, dan zat padat, terutama berbentuk garam dalam larutan. Benda cair seperti yang biasa terdapat didanau, sungai, rawa, sumur dan sebagainya. (Kurnia, 2005).
Kualitas air yang bagus di tentukan oleh pH air tersebut. Bila pH air berkisar 7 maka kualitas air tersebut bagus dan air itu belum terkontaminasi senyawa-senyawa yang mengandung logam berat yang dapat menyebabkan air tidak layak lagi untuk di pakai atau di pergunakan oleh manusia atau organisme lain karena menyebabkan kematian (Sihotang, 2009).
            Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi oleh air, baik air tawar, air payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami ataupun buatan. Perairan umum tersebut diantaranya adalah sungai, danau, waduk, rawa, goba, genangan air lainnya (telaga, kolong-kolong dan legokan (Ongkosongo, 2008).
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) per satuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pemilihan lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Sihotang, 2009).
Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan (Carlo (2011).
1.2.        Tujuan
1.         Untuk mengenal beberapa macam alat pengukur debit aliran




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Perairan        
Sachlan (2008) menjelaskan bahwa  perairan umum merupakan sumberdaya yang mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia. Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic.
Arus merupakan gerakan yang mengalir dari suatu massa air yang disebabkan oleh desitas air lau, tiupan angin atau dapat pula disebabkan gerakan bergelombang panjang. Selanjutnya Sidjabat (2006), arus adalah pergerakan massa air secara horizontal yang disebabkan oleh angin yang bertiup terus menerus  dipermukaan dan desitas air laut.Apabila diperhatikan arus ini pada bagian permukaan akan sulit untuk diramal kemana arah arus tersebut. 
Odum (2011) mengemukakan bahwa air yang mengandung kadar garam kurang dari 0,5 permil, termasuk pada air tawar (freshwater).
Nybakken (2008) menyatakan bahwa air adalah media tempat semua organisme air, yang juga merupakan elemen dasar penyusun dari tumbuhan dan binatang. air juga merupakan medium tempat terjadinya sebagai reaksi kimia baik di dalam maupun di luar organisme hidup.
Selanjutnya Sihotang (2009) mengemukakan, waduk adalah bentuk perairan yang terletak diantara perairan sungai dan danau. Setiap waduk mempunyai morfologi yang unik, oleh karena itu tidak dapat digeneralisasikan antara satu waduk dengan waduk yang lain karena di waduk terdapat perbedaan yang menyolok antara lotik dan lentik.
Menurut Sihotang (1989), ciri khas waduk adalah mempunyai aliran yang searah dari sungai utama. Waktu pergantian air relatif singkat. Perkembangan trofiknya memperlihatkan eutrofik yang akan berubah menjadi oligotrofik. Nutrien yang kaya akan memperlihatkan produktivitas dan setelah pengaliran air yang searah akan membuang nutrien ke sungai di bagian bawah. Menurut Carlo (2001), waduk merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan air sebelum diolah baik untuk air minum ataupun keperluan lain, lazimnya waduk dan danau sebagai tempat penyimpan air dengan kualitas yang baik.
2.2.      Debit Air
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) per satuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pemilihan lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Sosrodarsono, 2006).
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3 – 1,4 milyard km3 air, 97,5 % adalah air laut, 1,75 % berbentuk es dan 0,73 % berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan sebagainya. Hanya 0,001 % berbentuk uap di udara. Air di bumi ini mengulangi terus-menerus sirkulasi, prosipitasi, dan pengaliran keluar (out flow). Air menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan. Sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.sebelum tiba ke permukaan bumi sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai permukaan tanah. Sebagian akan tertahan tumbuh-tumbuhan dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan ke permukaan tanah (Sosrodarsono, 2006).
Cara pengukuran debit air dapat dilakukan dengan dibendung, perhitungan debit dengan mengukur kecepatan aliran dan luas penampang melintang, didapat dari kerapatan larutan obot, dengan menggunakan pengukur arus magnitis, pengukur arus gelombang supersonis, meter venturi, dan seterusnya (Sosrodarsono, 2006).
Asdak (2002), menjelaskan bahwa debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A adalah luas penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/detik).
Langrage (2006) menyatakan bahwa suatu cara menyatakan gerak fluida adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel didalam fluida. Hal ini sulit, karena kita harus menyatakan koordinat X, Y, Z dari partikel fluida dalam menyatakan ini sebagai fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan penerapan kinematika partikel gerak atau aliran fluida.







BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1.      Waktu dan Tempat
Praktikum Debit Air ini telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014 di Embung Desa Pungka Sumbawa Besar.
3.2.      Alat dan Bahan
1.       Bola
2.       Tali Rapia
3.       Stopwatch
4.       Buku
5.       Polpoin
6.       Alat Ukur













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.      Hasil
4.1.1.   Tabel 1.  Waktu Tempuh Pada Sungai
Luas Penampang Sungai (m)
Kedalaman Sungai (m/detik)
3746
714

Gambar. Kurva Pendugaan Debit Air pada Sungai











4.1.2.   Tabel Waktu Tempuh Pada Saluran Sungai
Luas Penampang Saluran Sungai (m)
Kedalaman Saluran Sungai (m/detik)
1,333
0,801

Gambar. Kurva Pendugaan Debit Air pada Saluran Sungai

4.2.      Pembahasan
Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa pada (Tabel 1) waktu tempuh pada sungai dengan luas penampang sungai 3746 meter, kedalaman sungai 714 (m/detik). Pada (Tabel 2) waktu tempuh pada sungai dengan luas penampang sungai 1,333 meter, kedalaman sungai 0,801 (m/detik). Dari ke dua lokasi tersebut ada perbedaan nyata antara luas penampang sungai dengan kedalaman sungai, karena ada perbedaan arus pada ke dua lokasi tersebut dimana, pada suatu masa besar kecilnya arus mempengaruhi debit aliran air. Semakin dalam (dasar) suatu aliran maka arus pun semakain lambat, dan sebaliknya semakin dangkal suatu aliran maka debit arus pun semakin cepat.
Sihotang, 2009 menyatakan kedalaman merupakan dimana letak dasar perairan, oleh karena itu menjadi suatu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengukuran debit air. Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan. Semakin dalam perairan maka hasil pengamatan yang didapat jauh dari faktor arus berbentuk-bentuk (meander) atau arus turbulen. Kedalaman perairan adalah jarak vertical dari permukaan sampai ke dasar perairan yang biasanya dinyatakan dalam meter.
















BAB V
KESIMPULAN

5.1.      Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan. Pada saluran sungai waktu tempuhnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan waktu tempuh pada sungai kerena pada saluran sungai arusnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan atau pada sungai.


           




1 komentar: