BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pengetahuan tentang keirigasian terus
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan secara umum. Masuknya
era digital juga merambah pada ranah ilmu keirigasian. Perhitungan tentang
keirigasian baik mulai dari kebutuhan air irigasi, kebutuhan air tanaman,
kebutuhan air pada suatu lahan dan lain sebagainya, selain dapat dihitung
dengan menggunakan rumus manual, oleh karena berkembangnya teknologi itu semua
dapat dihitung dengan menggunakan software (Handoko, 2005).
Air merupakan sumber daya alam yang
sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia, hewan dan tanaman. Oleh karena itu
diperlukan pengendalian dalam pemanfaatannya, salah satu bentuk pengendalian
air, yaitu pengaturan air di bidang irigasi. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi kekurangan air pada musim kemarau, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
air irigasi dan tidak terjadi kelebihan air pada musim hujan yang mengakibatkan
air terbuang percuma tanpa adanya pemanfaatan sehingga menjadi aliran permukaan
(Asdak, 2007).
Dalam menentukan kebutuhan air irigasi
digunakan dua metode yang berbeda, yaitu metode yang didasarkan pada Kriteria
Perencanaan Jaringan Irigasi dan CROPWAT 8.0. Kedua metode tersebut memiliki
kriteria yang berbeda dalam menentukan kebutuhan air irigasi. Hal ini dapat
dilihat dari parameter-parameter yang digunakan dalam penerapannya. Dengan
adanya perbedaan parameter, maka besarnya kebutuhan air irigasi yang dihasilkan
oleh kedua metode tersebut juga berbeda. Oleh sebab itu diperlukan analisis dari
parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air irigasi
(Anggraeni, 2013).
Sosrodarsono
(2006) menjelaskan bahwa dalam permasalahan yang terjadi di lapangan, sistem
pemberian air irigasi untuk tanaman dilakukan secara terus menerus sepanjang
tahun. Penentuan jumlah pemberian yang tepat dapat mencukupi ketersediaan air
bagi tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dapat optimal. Kondisi air tersedia
ini selanjutnya dapat menjamin kelembaban pada media tanam sehingga tidak
terjadi kelebihan ataupun kekurangan air.
1.2. Tujuan
·
Mampu
mengoprasikan Sofware Cropwat 8.0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sofware Cropwat
Angraeni (2013) menjelaskan bahwa Sofware
Cropwat 8.0 adalah program komputer untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan
kebutuhan irigasi berdasarkan data tanah, iklim dan tanaman. Selain itu,
program ini memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk kondisi manajemen
yang berbeda dan perhitungan pasokan skema air untuk berbagai pola tanaman. Sofware
Cropwat 8.0 juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-praktek irigasi
petani dan untuk menilai kinerja tanaman yang berhubungan dengan kebutuhan air.
Prosedur perhitungan yang digunakan
dalam semua Sofware Cropwat 8.0 didasarkan pada dua publikasi dari FAO Irigasi
dan Drainase Series, yaitu, No 56 "Evapotranspirasi Tanaman - Pedoman
untuk kebutuhan air tanaman komputasi" dan Nomor 33 berjudul
"Tanggapan Hasil untuk air". Sebagai titik awal, dan hanya untuk
digunakan saat data lokal tidak tersedia, Sofware Cropwat 8.0 termasuk tanaman
standar dan data tanah. Ketika data lokal yang tersedia, file-file data dapat
dengan mudah diubah atau yang baru dapat diciptakan. Demikian juga, jika data
iklim lokal tidak tersedia, ini dapat diperoleh untuk lebih dari 5.000 stasiun
di seluruh dunia dari Climwat, data iklim terkait. Perkembangan jadwal irigasi
di Sofware Cropwat 8.0 didasarkan pada keseimbangan tanah, air setiap hari
menggunakan pilihan yang ditetapkan pengguna berbagai untuk suplai air dan
kondisi pengelolaan irigasi. Skema pasokan air dihitung sesuai dengan pola
tanam yang ditentukan oleh pengguna, yang dapat berisi hingga 20 tanaman (Alen,
2006)
Dalam
Sofware Cropwat 8.0, penetapan ETo menggunakan metode Penman- Montei th.
Rumus yang menjelaskan ETo secara teliti adalah rumus Penman-Montei th,
yang pada tahun 1990 oleh FAO dimodifikasi dan dikembangkan menjadi rumus FAO
Penman-Montei th (Alen,2006) yang diuraikan dengan persamaan:
ETo = 0,408 ⊿(Rn-G)+y
2(es-ea)
⊿+y(1+0,3
2
Keterangan:
ETo = Evapotranspi rasi tanaman acuan, mm/hari
Rn = Radiasi net to pada permukaan tanaman,
MJ/m2/hari
G = Kerapatan panas terus -menerus pada
tanah (fluks panas tanah), MJ/m2/hari
T = Suhu har ian rata-rata pada ket
inggian 2 meter, 0C
2 = Kecepatan angin pada ket inggian 2 meter,
m/det
es = Tekanan uap jenuh, kPa
ea = Tekanan uap aktual , kPa
Δ = Kurva kemiringan tekanan uap, kPa/ 0C
γ =
Konstanta psycrometr ic, kPa/ 0C
2.2.
Siklus Hidrologi
Kodoati
dan Rustam (2008) menyatakan bahwa siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa
cair, gas, dan padat baik proses di atmosfir, tanah dan badan-badan airyang
tidak terputus melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalambentuk air, es,atau kabut. Pada perjalanan
menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung
jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
·
Evaporasi /
transpirasi Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb.
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan.
Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang
selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
·
Infiltrasi /
Perkolasi ke dalam tanah Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat
aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
·
Air
Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran
permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada
daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama
yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Gambar 1. Siklus Hidrologi
2.3. Kebutuhan Air Bagi Tanaman
Kartasapoetra (2007) menjelaskan bahwa
kebutuhan air untuk tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk proses pertumbuhannya, sehingga diperoleh tambahan berat kering tanaman.
Kebutuhan air tanaman dapat diukur dari perbandingan berat air yang dibutuhkan
untuk setiap pertambahan berat kering tanaman. Dari sudut pandang irigasi,
kebutuhan air untuk tanaman ditentukan oleh dua proses kehilangan air selama
pertumbuhan tanaman, yaitu evaporasi dan transpirasi.
a.
Evaporasi
adalah kehilangan air karena penguapan dari permukaan tanah dan badan air atau
permukaan tanaman tanpa memasuki sistem tanaman. Air yang berasal dari embun,
hujan atau irigasi siraman yang kemudian menguap tanpa memasuki tubuh tanaman
termasuk dalam air yang hilang karena evaporasi ini.
b.
Transpirasi
adalah kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam tubuh tanaman,
yaitu air yang diserap oleh akar-akar tanaman, dipergunakan untuk membentuk
jaringan tanam-an dan kemudian dilepaskan melalui daun ke atmosfir. Kedua
proses kehilangan air tersebut kemudian sering disebut sebagai evapotranspirasi
(Kartasapoetra, 2007).
Kebutuhan
air tanaman perlu diketahui agar air irigasi dapat diberikan sesuai dengan
kebutuhannya. Jumlah air yang diberikan secara tepat, di samping akan
merangsang pertumbuhan tanaman, juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan air
sehingga dapat meningkatkan luas areal tanaman yang bisa diairi. Kebutuhan air
untuk tanaman merupakan salah satu komponen kebutuhan air yang diperhi-tungkan
dalam perancangan sistem irigasi. Berbagai metode telah dikembangkan guna
mengukur kebutuhan air untuk tanaman. Dalam perancangan sistem irigasi,
kebutuhan air untuk tanaman dihitung dengan menggunakan metode prakira empiris
berdasar rumus tertentu (Kartasapoetra, 2007).
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu Dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Sabtu 21 Juni 2014 di Fakultas Pertanian Universitas
Sumbawa (UNSA) Sumbawa Besar.
3.2. Alat
Dan Bahan
·
Kalkulator
·
Komputer dengan program Sofware Cropwat
·
Bolpoin
·
Buku
·
Modul
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Menghitung
Kebutuhan Air Tanaman Dengan Mensimulasi Beberapa
Parameter Menggunakan Cropwat 8.0
4.1.1.
Data Iklim
Data
di peroleh dari badan klimatologi stasiun pengamatan landasan udara Brang Biji
dari tahun 2005-2011
Dari
data klimatologi yang diambil dari stasiun pengamatan landasan udara Brang Biji
didapatkan rata-rata Eto nya adalah 5,36 mm/day.
Grafik
dari tabel diatas menunjukkan Eto pada tiap-tiap bulannya. Eto paling tinggi
dicapai pada bulan Mei dan Eto paling rendah dicapai pada bulan Desember.
4.1.2. Data Hujan
Data
hujan diperoleh dari stasiun pengamatan landasan udara Brang Biji dari tahun
2005-2011
Dari
hujan yang didapat menunjukkan curah hujan selama setahun sebanyak 1372.9 mm,
dengan efisiensi hujan sebanyak 941.6 mm
Dapat
disimpulkan dari grafik diatas bahawa bulan dengan hujan dan efisiensi hujan
yang paling tinggi adalah bulan Februari, sedangkan bulan dengan hujan dan
efisiensi hujan yang paling rendah adalah bulan Agustus. Dari grafik ini, saya
dapat menyimpulkan bahwa hujan dan efisiensi hujan berbanding lurus.
4.2.
Periode Tanan Pertama
4.2.1.
MusimTanam Pertama
a.
Komoditas Padi
Pada
musim tanam pertama saya memiliki komoditas jagung untuk dimasukkan kedalam
Crowat 8.0. Dengan tanggal penanaman 10 desember dan dipanen pada tanggal 13
april, Umur tanaman berdasarkan data FAO. Saya memilih tanggal 20 November untuk
menanam karena penanam padi biasa dilakukan pada musim hujan. Dari data hujan
stasiun pengamatan landasan udara Brang biji awal musim hujan pada bulan
November dengan curah hujan mencapai 135.2 mm dan efisiensi hujan 106.0 mm.
Sehingga pada bulan tersebut sangat efektif untuk penanaman padi.
b.
Jenis Tanah
Untuk jenis tanah yang saya gunakan
adalah heavy (liat) dengan menggunakan data yang sudah disediakan oleh FAO
dengan detil data yang ditampilkan diatas.
c.
Kebutuhan Air Tanaman Padi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
evapotranspirasi tanaman jagung mulai dari persemaian (Nursery) dan ditanam
adalah 327,3 mm sepanjang masa tanam. Decade disini maksudnya 10 hari pada setiap bulanannya. Efisiesi hujan
selama masa tanam adalah 582,8 mm. Jadi kebutuhan irigasi air tanaman padi
selama masa tanam yang dimulai pada musim hujan yaitu dari mulai persemaian
(Nursery) dan ditanam pada tanggal 20 November adalah 1,1 mm. Dilihat dari
tabel diatas tanaman jagung banyak membutuhkan air irigasi pada decade 1,2,3
bulan januari dan pada decade 1,2,3 bulan februari.
c. Skenario
Pemberian Air Tanaman
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa
kebutuhan air pada tanaman sangat tinggi pada bulan November decade 1. Jadi
pastikan terdapat air tanaman pada bulan November untuk mengoptimalkan
produksi.
d. Penjadwal Irigasi Tanaman Padi
Irigasi
berakhir pada tanggal 13 april dimana tidak ada kekurangan air , total air
sebanyak 0 % . Total air yang diberikan untuk irigasi 0.0 mm, air yang diterima
adalah 0.0 mm, dan tidak ada irigasi terbuang. Air yang digunakan tanaman
adalah 370, 7 mm dengan potensial 946,6
mm. Defisisi jadwal irigasi 0.0 %.
Total
curah hujan adalah 370,7, dan efisiensi curah hujan 72.8 mm. Hujan yang hilang
adalah 0.0 mm. Defisit kelembaban saat panen adalah 0.0 mm dan irigasi yang
dibutuhkan adalah -575,9 mm dengan efisiensi hujan 39,2 %.
Berdasarkan
grafik neraca air diatas menunjukkan bahwa tidak ada kekurangan air, karena
kebutuhan air sudah ada pada 30 hari sebelum tanam yang sudah mencukupi hingga
panen.
4.2.2 Musim Tanam Kedua
a. Komoditas Padi
Pada
musim tanam kedua saya memiliki komoditas padi untuk dimasukkan kedalam Crowat
8.0. Dengan tanggal penanaman 23 april dan dipanen pada tanggal 25 agustus,
Umur tanaman berdasarkan data FAO. Saya memilih tanggal 23 april untuk menanam
karena pada bulan ini masih terdapat hujan yang dapat digunakan sebagai
penunjang kebutuhan air tanaman.
c.
Jenis Tanah
Untuk jenis tanah yang saya gunakan
adalah Heavy (liat) berdasarkan Simulasi data tanah yang telah ditentukan oleh
dosen masing-masing mahasiswa, saya menggunakan data yang sudah disediakan oleh
FAO dengan detil data yang ditampilkan diatas.
d.
Kebutuhan Air Tanaman Padi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
evapotranspirasi tanaman padi mulai yang ditanam pada tanggal 23 april adalah
436,2 mm sepanjang masa tanam. Decade disini maksudnya 10 hari pada setiap bulanannya. Efisiesi
hujan selama masa tanam adalah 109,9 mm. Jadi kebutuhan irigasi air tanaman
padi selama masa tanam yang dimulai pada musim hujan yaitu tanggal 23 april
adalah 355,1 mm. Sehingga dibutuhkan irigasi untuk mengoptimalkan produksi atau
pertumbuhan.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa
kebutuhan air pada tanaman sangat tinggi dimulai dari dekade 3 bulan mei sampai
pada menjelang proses panen. Jadi pastikan terdapat air tanaman pada bulan
selama bulan mei sampai agustus untuk mengoptimalkan produksi.
e.
Skenario Pemberian air Tanaman Padi
Pada skenario ini memiliki nilai efisiensinya
adalah 70 %.
f.
Penjadwal Irigasi Tanaman Padi
Berdasrkan skenario diatas tidak
terjadi penurunan produksi, air yang digunakan oleh tanaman 269,8 mm, begitu
pula dengan potensialnya, air tanaman 434,3 mm. Curah hujan sebesar 132,2,
dengan efisiensi hujan sebesar 75,6 mm. Total hujan yang hilang 91.8 mm,
defisit kelembaban saat panen adalah 194,2 mm, dan irigasi yang dibutuhkan sebesar 358,7 mm.
Berdasarkan
grafik neraca air diatas menunjukkan bahwa terdapat kekurangan air terlebih
khusus saat menjelang panen..
BAB
V
KESIMPULAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas tentang simulasi kebutuhan
air tanaman menggunakan aplikasi CROPWAT dengan
tanaman yang yang digunakan adalah tanaman jagung. Untuk musim tanam pertama,
kebutuhan air tanaman jagung bisa tercukupi dengan baik karna mendapat
kontribusi dari air hujan yang baik sedangkan pada musim tanam kedua kebutuhan
air tanaman jagung hanya dapat dipenuhi pada saat awal penanaman saja dan pada
beberapa dekade setelah penanaman kebutuhan air tanaman sudah tidak dapat
dipenuhi lagi karna air hujan sudah tidak ada lagi.
5.1. Saran
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan, penulis menyarankan agar pemateri saat
praktikum lebih jelas dalam memberikan materi agar pemahaman mahasiswa lebih
baik.
daftra pustakanya ini ada gk masnya..??
BalasHapus